Duo Pejalan Lambat ke Cikuray
Kali ini gw mau cerita neh tentang perjalanan pendakian lagi, tapi cerita pendakian gw yang ini juga udah lumayan lama juga sih 😁. Cuma baru akhir tahun kemarin, tanggal 16 Desember 2017 tepatnya, jadi belum lama-lama banget seperti cerita gw yang nanjak di gunung Raung sebelumnya. Pendakian ke gunung Cikuray kita kali ini via Pemancar (Cilawu). Oke, langsung saja di simak cerita gw.
Berangkat ke Cikuray
Pagi sekitar pukul 04.00 gw udah bangun dan langsung menghubungi teman gw Anjar untuk memastikan apakah kita berdua jadi berangkat atau tidak karena malamnya barusan terjadi gempa yang pusatnya di Tasikmalaya. (Malam itu aja dikontrakan gw juga berasa goyang-goyang dikit, cuma gw waktu itu gak terlalu sadar soalnya gw lagi tidur dan tiba-tiba dibangunin temen gw dibilang kalau gempa dan gw mikirnya temen gw lagi ngegangguin gw yang lagi enak tidur. Dan paginya gw langsung lihat hp dan grup-grup chat di hp gw pada rame pada bahas gempa, dan akhirnya gw baru bener sadar kalo semalam emang gempa beneran. Balik ke cerita lagi). Di Garut pastinya juga kena dampak dari dari gempa yang berpusat di Tasikmalaa, makanya gw langsung hubungin Anjar, tapi Anjar juga gak ada respon sama sekali dan gw pun akhirnya berasumsi kalo bakal cancel buat nanjak ke Cikuray.
Pukul 07.00 gw dengar ada suara orang yang sedang bangunin gw. Dan ternyata Anjar yang lagi bangunin gw.
Anjar: Wan, bangun.. Wan, Bangun
Gw: Apa Njar??
Anjar: Ayo berangkat ke Cikuray
Gw: Lach, jadi berangkat to?!? Gw kirain gak jadi berangkat gara-gara ada gempa semalam. Lu tadi pagi gw hubungin gak ada respon.
Anjar: Jadi lah, ayok berangkat..
Gw: Yaudah bentar, gw siap-siap sama mandi bentar.
Anjar: Yaudah cepetan, gw juga mau balik ke kosan bentar. Ntar gw langsung sini lagi, terus berangkat.
Akhirnya Anjar udah datang dikontrakan gw, terus pukul 08.30 kita berdua langsung berangkat menggunakan motor dari Bandung dan tanpa sarapan terlebih dulu karena kita berencana untuk cari makan waktu sampai di Garut nanti. Sekitar pukul 11.00 atau 11.30-an sudah sampai di Garut kemudian kita buka maps dulu, setelah berjalan cukup lama gw ngerasa arah kita kok keliatannya salah, dan cek maps lagi, "Anjir ternayata salah,", batin gw. Oke, kita putar balik dan mencari arah ke Cilawu. Sepanjang perjalanan kita menuju Cilawu ktia sambil toleh kanan-kiri cari warung buat sarapan dan adanya cuma warung-warung mie bakso, sedangkan yang gw dan Anjar pengen makan nasi agar juga bisa bungkus buat makan siang waktu nanjak nantinya. Oke, kita gak ngelihat tuh yang namanya warung nasi dan akhirnya juga malah kebabalasan belok untuk ke Cilawu. Ternyata jalan menuju ke Cilawu dari jalan raya masuk jalannya agak kecil sehingga kita pun juga bingung mencarinya dan ternyata ada tulisan kecil dipinggir jalan yang mengarahkan ke Cilawu dan akhirnya kita masuk ke jalan tersebut sambil mengikuti arah dan maps juga. Selama di perjalanan tersebut kita juga masih mencari-cari warung nasi tapi tetap saja cuma warung-warung mie bakso yang ada dan akhirnya kita berencana makan di pos pemancar saja pasti biasanya ada warung nasi. Selama perjalanan menuju pos pemancar kita disuguhi pemandangan perkebunan teh. Tak lama kemudian kita sampai di pos registrasi yang kita kira pos pemancar ternyata bukan, kelihatannya sih registrasi masuk wilayah sih. Dan kami bayar 10.000 kalau gak salah. DIsana kita berdua ngopi sebentar sambil ngemil gorengan-gorengan buat ganjal perut kami yang lumayan keroncongan karena disana juga tidak ada warung nasi dan kita berharap mudah-mudahan nanti bisa makan nasi di pos pemancar. Lanjut saja setelah ngopi kita menuju pemancar kemudian parkir dulu (sekitar pukul 13.00 lebihan). Dan gw merasa bersyukur akhirnya ada warung makan, tapi naas sekali nasib kita waktu itu di warung pos pemancar juga belum masak nasi. "Anjir, gak ada nasi lagi", batin gw. Disana gw ngelemesin kaki dulu setelah perjalanan sambil ngobrol dulu tentang rencana pendakian kita berdua. Setelah ngelemesin kaki dan ngobrol akhirnya kita memutuskan untuk makan diperjalanan pendakian saja biar tidak membuang waktu karena kita sampai disana juga sudah terlalu siang yang sangat melenceng jauh dari planning pendakian kita. Sebelum berangkat kita sholat dulu dan mengisi air untuk pendakian karena di selama pendakian Cikuray tidak ada sumber air (Jadi jangan lupa buat kalian yang mau naik Cikuray isi air dulu di pos pemancar).
Setelah selesai sholat dan isi air pukul 14.15 kita langsung berangkat naik tak lupa sebelum mekakukan pendakian kita berdua berdoa terlebih dulu. Langsung saja setelah itu kita mulai melakukan pendakian. Awal pendakian kita disuguhi oleh hamparan luas perkebunan teh dan perjalanan kita juga diiringi oleh gerimis yang lumayan juga buat membasahi tubuh kita berdua. Setelah berjalan beberapa menit dari pos pemancar barulah kita sampai di pos 1 untuk regitrasi simaksi dan mengisi identitas anggota pendakian dan membayar biaya registrasi 15.000/orang nya. Gak lama-lama buat regis, kita langsung lanjut saja melakukan pendakian. Ternyata memang jalur pendakian Cikuray seperti yang gw baca-baca sebelumnya hampir tidak ada bonus dan juga kita saat itu mulai diguyur hujan deras dan membuat jalur cukup licin. Selama pendakian kita berdua cukup sering berhenti-berhenti karena kita berdua memang pejalan santai (padahal pejalan lambat 😁). Selama pendakian kaki gw cukup sering kram karena memang kesalahan gw sendiri yang gak pernah olahraga sebelumnya (Warning!! Mohon jangan ditiru yang seperti ini terlebih buat kalian bagi pemula sangat jangan ditiru sekali karena pendakian gunung harus persiapan fisik dulu minimal lari-lari beberapa minggu sebebelum pendakian).
Pukul 15.25 kita sudah tiba di Pos 2 dan kita hanya istirahat sebentar saja karena hari juga udah sore dan kita selama diperjalanan juga sering banget berhenti karena kita adalah pejalan santai. Selama perjalanan sampai di Pos 2 kami juga masih temani siraman air hujan yang membasahi tubuh kita walaupun sebelumnya sempat pakai jas hujan tapi akhirnya kita lebih memilih untuk melepas jas hujan karena malah membuat pergerakan kurang nyaman.
Setelah perjalanan sekitar 2,5 jam lebih dari Pos 1 kita sampai di Pos 3. Kita sampai di Pos 3 pukul 16.55. Sebelumnya, saat di Pos Pemancar kita telah membicarakan untuk berhenti di Pos mana saja sebelum gelap tiba, akhirnya saat di Pos 3 kita langsung menetapkan untuk mendirikan tenda di Pos ini. Karena kita juga menyadari kondisi fisik kita yang belum sarapan dari ditambah guyuran hujan yang membuat perjalanan pendakian serasa lebih berat dan juga hari sudah hampir gelap jadi kita pun memang harus bermalam di Pos ini.
Di Pos 3 ini, kita langsung bongkar semua barang-barang kita dan mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, kita berdua membagi tugas masing-masing. Anjar buat minuman hangat dulu untuk menghangatkan badan dan juga memasak dan gw memasang flysheet untuk tenda dan juga merapikan barang-barang kita berdua. Selesai gw pasang flysheet dan ngerapihin barang-barang, waktunya ngopi dulu buat ngangetin badan. Dan juga setelah itu waktunya mengisi perut keroncongan kita yang sedari pagi belum terisi nasi sama sekali dengan menu nasi goreng dengan lauk sosis dan nuget. Selesai makan, waktunya gw minta Anjar buat mijitin kaki gw yang masih sering kram. And finally, kita berdua pun bobok cantik untuk menyimpan tenaga buat summit besok pagi.
Anjar: Wan, bangun.. Wan, Bangun
Gw: Apa Njar??
Anjar: Ayo berangkat ke Cikuray
Gw: Lach, jadi berangkat to?!? Gw kirain gak jadi berangkat gara-gara ada gempa semalam. Lu tadi pagi gw hubungin gak ada respon.
Anjar: Jadi lah, ayok berangkat..
Gw: Yaudah bentar, gw siap-siap sama mandi bentar.
Anjar: Yaudah cepetan, gw juga mau balik ke kosan bentar. Ntar gw langsung sini lagi, terus berangkat.
Akhirnya Anjar udah datang dikontrakan gw, terus pukul 08.30 kita berdua langsung berangkat menggunakan motor dari Bandung dan tanpa sarapan terlebih dulu karena kita berencana untuk cari makan waktu sampai di Garut nanti. Sekitar pukul 11.00 atau 11.30-an sudah sampai di Garut kemudian kita buka maps dulu, setelah berjalan cukup lama gw ngerasa arah kita kok keliatannya salah, dan cek maps lagi, "Anjir ternayata salah,", batin gw. Oke, kita putar balik dan mencari arah ke Cilawu. Sepanjang perjalanan kita menuju Cilawu ktia sambil toleh kanan-kiri cari warung buat sarapan dan adanya cuma warung-warung mie bakso, sedangkan yang gw dan Anjar pengen makan nasi agar juga bisa bungkus buat makan siang waktu nanjak nantinya. Oke, kita gak ngelihat tuh yang namanya warung nasi dan akhirnya juga malah kebabalasan belok untuk ke Cilawu. Ternyata jalan menuju ke Cilawu dari jalan raya masuk jalannya agak kecil sehingga kita pun juga bingung mencarinya dan ternyata ada tulisan kecil dipinggir jalan yang mengarahkan ke Cilawu dan akhirnya kita masuk ke jalan tersebut sambil mengikuti arah dan maps juga. Selama di perjalanan tersebut kita juga masih mencari-cari warung nasi tapi tetap saja cuma warung-warung mie bakso yang ada dan akhirnya kita berencana makan di pos pemancar saja pasti biasanya ada warung nasi. Selama perjalanan menuju pos pemancar kita disuguhi pemandangan perkebunan teh. Tak lama kemudian kita sampai di pos registrasi yang kita kira pos pemancar ternyata bukan, kelihatannya sih registrasi masuk wilayah sih. Dan kami bayar 10.000 kalau gak salah. DIsana kita berdua ngopi sebentar sambil ngemil gorengan-gorengan buat ganjal perut kami yang lumayan keroncongan karena disana juga tidak ada warung nasi dan kita berharap mudah-mudahan nanti bisa makan nasi di pos pemancar. Lanjut saja setelah ngopi kita menuju pemancar kemudian parkir dulu (sekitar pukul 13.00 lebihan). Dan gw merasa bersyukur akhirnya ada warung makan, tapi naas sekali nasib kita waktu itu di warung pos pemancar juga belum masak nasi. "Anjir, gak ada nasi lagi", batin gw. Disana gw ngelemesin kaki dulu setelah perjalanan sambil ngobrol dulu tentang rencana pendakian kita berdua. Setelah ngelemesin kaki dan ngobrol akhirnya kita memutuskan untuk makan diperjalanan pendakian saja biar tidak membuang waktu karena kita sampai disana juga sudah terlalu siang yang sangat melenceng jauh dari planning pendakian kita. Sebelum berangkat kita sholat dulu dan mengisi air untuk pendakian karena di selama pendakian Cikuray tidak ada sumber air (Jadi jangan lupa buat kalian yang mau naik Cikuray isi air dulu di pos pemancar).
Pos Pemancar - Pos 3
Setelah selesai sholat dan isi air pukul 14.15 kita langsung berangkat naik tak lupa sebelum mekakukan pendakian kita berdua berdoa terlebih dulu. Langsung saja setelah itu kita mulai melakukan pendakian. Awal pendakian kita disuguhi oleh hamparan luas perkebunan teh dan perjalanan kita juga diiringi oleh gerimis yang lumayan juga buat membasahi tubuh kita berdua. Setelah berjalan beberapa menit dari pos pemancar barulah kita sampai di pos 1 untuk regitrasi simaksi dan mengisi identitas anggota pendakian dan membayar biaya registrasi 15.000/orang nya. Gak lama-lama buat regis, kita langsung lanjut saja melakukan pendakian. Ternyata memang jalur pendakian Cikuray seperti yang gw baca-baca sebelumnya hampir tidak ada bonus dan juga kita saat itu mulai diguyur hujan deras dan membuat jalur cukup licin. Selama pendakian kita berdua cukup sering berhenti-berhenti karena kita berdua memang pejalan santai (padahal pejalan lambat 😁). Selama pendakian kaki gw cukup sering kram karena memang kesalahan gw sendiri yang gak pernah olahraga sebelumnya (Warning!! Mohon jangan ditiru yang seperti ini terlebih buat kalian bagi pemula sangat jangan ditiru sekali karena pendakian gunung harus persiapan fisik dulu minimal lari-lari beberapa minggu sebebelum pendakian).
Pukul 15.25 kita sudah tiba di Pos 2 dan kita hanya istirahat sebentar saja karena hari juga udah sore dan kita selama diperjalanan juga sering banget berhenti karena kita adalah pejalan santai. Selama perjalanan sampai di Pos 2 kami juga masih temani siraman air hujan yang membasahi tubuh kita walaupun sebelumnya sempat pakai jas hujan tapi akhirnya kita lebih memilih untuk melepas jas hujan karena malah membuat pergerakan kurang nyaman.
Setelah perjalanan sekitar 2,5 jam lebih dari Pos 1 kita sampai di Pos 3. Kita sampai di Pos 3 pukul 16.55. Sebelumnya, saat di Pos Pemancar kita telah membicarakan untuk berhenti di Pos mana saja sebelum gelap tiba, akhirnya saat di Pos 3 kita langsung menetapkan untuk mendirikan tenda di Pos ini. Karena kita juga menyadari kondisi fisik kita yang belum sarapan dari ditambah guyuran hujan yang membuat perjalanan pendakian serasa lebih berat dan juga hari sudah hampir gelap jadi kita pun memang harus bermalam di Pos ini.
Di Pos 3 ini, kita langsung bongkar semua barang-barang kita dan mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, kita berdua membagi tugas masing-masing. Anjar buat minuman hangat dulu untuk menghangatkan badan dan juga memasak dan gw memasang flysheet untuk tenda dan juga merapikan barang-barang kita berdua. Selesai gw pasang flysheet dan ngerapihin barang-barang, waktunya ngopi dulu buat ngangetin badan. Dan juga setelah itu waktunya mengisi perut keroncongan kita yang sedari pagi belum terisi nasi sama sekali dengan menu nasi goreng dengan lauk sosis dan nuget. Selesai makan, waktunya gw minta Anjar buat mijitin kaki gw yang masih sering kram. And finally, kita berdua pun bobok cantik untuk menyimpan tenaga buat summit besok pagi.
Pos 3 - Puncak Cikuray
Sekitar pukul 03.30 pagi gw terbangun karena kedinginan dan juga mendengar suara rombongan yang baru sampai di Pos 3 ini. Gw dengar dari tenda tetangga kalau mau summit pagi ini dan gw panggil Anjar ternyata Anjar juga lagi kebangun dan ngobrol sebentar untuk summit kita. Akhirnya kita memutuskan untuk summit nanti aja pas udah agak terang karena kita juga tidak berencana mencari sunrise waktu itu. Oke, kita lanjut tidur lagi. Bangun sekitar pukul 05.00 untuk sholat subuh dulu setelah itu lanjut tidur lagi 😁.
Akhirnya gw bangun lagi sekitar pukul 06.00. Bangun tidur gw buka tenda biar dapat udara segar sambil membangunkan Anjar. Keluar tenda, gw peregangan badan dulu dengan menghirup udara segar sepuasnya sambil membuat pikiran saya rileks untuk melepas beban-beban dari rutinitas gw keseharian. Tak lupa setelah itu waktunya menambah asupan kopi untuk penambah semangat. Setealah langsunglah kita berdua membuat mie untuk sarapan biar cepat.
Pukul 07.22 kita mulai berangkat menuju puncak (Kayak lagunya AFI aja menuju puncak, haha). Kita berangkat menuju puncak hanya membawa air dan sedikit camilan dengan meninggalkan barang-barang kita di tenda agar bisa cepat sampai di puncak dan tak lupa sebelum berangkat berdoa dulu agar diberikan kelancaran.
Seperti perjalanan saat kita berangkat kemarin, kita juga berjalan santai dan sering berhenti-berhenti juga namun agak lebih cepat karena kita tidak membawa beban. Kita juga sempat berfoto-foto sebentar saat diperjalanan menuju ke puncak.
Puncak Cikuray - Pulang (Scary Story)
3 jam lebih perjalanan kita dari Pos 3 hingga puncak dan Alhamdulillah pukul 11.00 lebih kita berdua sudah sampai di puncak Cikuray (2821 mdpl). Sampai di puncak istirahat sambil menikmati keindahan alam sekitar. Dan yang pastinya juga mengabadikan moment-moment saat di puncak dengan berfoto ria.
Sekitar 1 jam-an kita sudah cukup puas menikmati puncak, kita langsung bergegas untuk turun kembali ke Pos 3 karena juga sudah lumayan panas di Puncak dan agar kita juga tidak kesorean untuk balik ke Bandung nya.
Sekitar 1 jam-an kita sudah cukup puas menikmati puncak, kita langsung bergegas untuk turun kembali ke Pos 3 karena juga sudah lumayan panas di Puncak dan agar kita juga tidak kesorean untuk balik ke Bandung nya.
Sampai di Pos 3 kita langsung mulai berkemas barang-barang kita. Setelah packing selesai kita langsung turun menuju Pos Pemancar lagi. Sampai di Pos Pemancar lagi sekitar pukul 16.00. Sampai di Pemancar istirahat sebentar, sholat, kemudian sekitar pukul 17.00 langsung kita tancap gas ke Bandung. Dan perjalanan pulang kita juga ditemani oleh hujan deras seperti pendakian hari pertama kita.
Di perjalanan pulang, kita juga mendapat sedikit msalah juga walaupun tidak terlalu bermasalah juga sih.. (Gimana yach ngomongnya, gw juga bingung, haha..). Masalah yang cukup mengganggu pikiran kita berdua yaitu bensin motor kita bisa dibilang sudah di ambang sekarat sedangkan perjanan dari Pemancar hingga daerah pemukiman warga juga terbilang cukup jauh. Dan untuk melakukan pengiritan bensin motor, kita berjalan santai dan stabil agar tidak menguras bensin dan jika ada turunan kita mematikan mesin. Sampai kita berpikir kalau bensin kita habis, kelihatannya kita harus nginiep semalem di daerah perkebunan teh deh, tapi kita juga mikir kalau logistik kita juga tinggal mie sebungkus doang waktu itu, udah deh pikiran kita berdua udah mulai berasa kacau tuh kalau-kalau kita kehabisan bensin msih di area perkebunan. Permasalahan gak cuma itu aja, hari pun juga udah mulai gelap dan lampu motor gw kita juga gak terlalu terang alhasil Anjar pun mengeluarkan headlamp untuk menambah penerangan.
Masih belum cukup itu saja masalah kita, tambah lagi masalah kita yang datang. Kita ditemukan persimpangan jalan yang rasanya kita kayak gak pernah ngelewatin karena juga tidak ada tulisan yang menunjukkan arah. Kita pun akhirnya berhenti sejenak sambil ngelihatin kondisi jalan dan akhirnya kita melihat pada salah satu jalan yang kita lihat ada bekas ban mobil dan mungkin itu jalan yang benar. Oke akhirnya kita langsung jalan lagi, Perasaan kita berdua rasanya jadi bercampur aduk apalagi kondisi jam-jam magrib seperti ini, kita pun sedikit merasa scary di pikiran kita masing-masing. Walaupun kita sedikit merasa scary pada saat itu, kita juga sambil bercanda saling menyalahkan masing.
Anjar: Lu pas di gunung habis ngapain aja wan, mesti mesti lu ngambil yang aneh-aneh ya.
Gw: Gak Njar, gw gak ngambil apa-apa. Paling lu Njar yang habis ngapa-ngapain pas di gunung.
Anjar: Gw juga gak ngapa-ngapain Wan.
Gw: Halah, gak mungkin. Lu tadi pagi gak sholat subuh kan? Mesti gara-gara lu gak sholat subuh.
Anjar: Hmm... Emang lu sholat subuh?
Gw: Gw sholat cuy.. Jam 5 gw bangun sholat subuh terus tidur lagi.
Anjar: Pokoknya Fisabillah.
Gw: Iya Njar, Fisabilillah. (Hadeh, aneh-aneh Anjar, pikir gw)
Diperjalanan, kita berdua merasa jadi tambah scary lagi karena ada pos petugas yang sudah cukup rusak juga kondisinya yang kita berdua merasa tidak melihat sama sekali ada pos seperti itu saat berangkat. Entah kita waktu itu yang tidak melihatnya atau memang ada "something". Wah pikiran gw udah mulai benar-benar agak kacau berasa kita nyasar neh, belum lagi bensin juga udah sekarat. Selama perjalanan itu gw selalu berdoa dalam hati mudah-mudahan bensinnya kuat dan cepat masuk pemukiman warga.
Dan Alhamdulillah, sekitar 1 jam-an kurang lebih akhirnya kita berdua sudah mulai masuk pemukiman warga lagi seperti jalan waktu kita beangkat. Ya kita berdua mah positive thinking aja, mungkin memang kita saja yang lupa jalan. Dan akhirnya kita langsung bablas menuju Bandung dan sampai dengan selamat.
Dan Alhamdulillah, sekitar 1 jam-an kurang lebih akhirnya kita berdua sudah mulai masuk pemukiman warga lagi seperti jalan waktu kita beangkat. Ya kita berdua mah positive thinking aja, mungkin memang kita saja yang lupa jalan. Dan akhirnya kita langsung bablas menuju Bandung dan sampai dengan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar